Jakarta-RMNews: Kabupaten Bangli mulai menapaki pasar global melalui dua komoditas unggulannya — bambu dan kopi. Melalui ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025) di ICE BSD City, Tangerang, 14–20 Oktober 2025, Pemkab Bangli menargetkan terbukanya jalur ekspor langsung bagi produk industri kecil menengah (IKM) lokal.
Sebanyak 10 pelaku IKM dari Sentra Bambu Kayumba (Susut) dan Sentra Kopi Catur (Kintamani) diboyong oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli. Produk-produk tersebut tidak sekadar dipamerkan, melainkan diarahkan untuk menembus rantai pasok internasional melalui business matching dengan buyer dari Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.
Kepala Disperindag Bangli Nasrudin menegaskan, TEI bukan sekadar ajang promosi, melainkan pintu masuk ekspor bagi IKM daerah.

“Kita tidak ingin hanya jadi peserta pameran. Targetnya ada kontrak dagang dan kontinuitas ekspor. Buyer internasional sudah menyatakan ketertarikan terhadap beberapa produk bambu dan kopi kita,” ujarnya, Jum’at (17/10).
Produk bambu Bangli dikenal unggul karena kualitas bahan yang kuat dan desain ramah lingkungan — mulai dari anyaman tradisional, tas bambu, hingga kap lampu dan ornamen ekspor. Sementara kopi Catur-Kintamani diincar buyer karena cita rasanya yang khas dan sudah memiliki sertifikat indikasi geografis (IG).
Lebih lanjut Nasrudin menjelaskan bahwa, promosi kali ini merupakan hasil pembinaan jangka panjang dengan dana Kementerian Perindustrian tahun 2023.
“Kami tidak hanya membawa produk, tapi juga membawa standar. Mulai dari packaging, legalitas, hingga uji mutu sudah kita siapkan. Ini bagian dari persiapan ekspor berkelanjutan,” jelasnya.
Program ini dibiayai melalui APBD Bangli dan dukungan dana non-fisik Kemenperin senilai Rp400 juta, mencakup biaya pameran, business matching, hingga pelatihan ekspor bagi pelaku IKM.
Menurut Nasrudin, langkah Bangli ini menjadi strategi ekonomi baru daerah di tengah ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata.
“Kita ingin menunjukkan bahwa Bali bukan hanya soal pariwisata. Bangli punya potensi ekspor nyata dari bambu dan kopi. Ini industri hijau yang berkelanjutan,” tegasnya.
Beberapa komitmen dagang sudah tercapai di ajang TEI 2025, meskipun pengiriman produk masih menunggu finalisasi administrasi dan teknis ekspor. Pemerintah daerah optimistis, melalui dukungan kebijakan pusat, Bangli dapat menjadi sentra ekspor bambu dan kopi unggulan Bali dalam waktu dekat. (SKR)






